Sudah bukan rahasia lagi jika bisnis kadang menguntungkan, namun juga kadang sepi dan merugikan. Meskipun wajar, namun bukan berarti Anda bisa berdiam saja menghadapi hal ini. Berikut ini beberapa cara mengatasi usaha sepi menurut agama Islam dan al Quran:
1. Bersabar dan Berpikir Positif
Percayalah bahwasanya Allah S.W.T akan mengabulkan do’a Anda. Dalam hal mengabulkan do’a, bisa jadi Allah S.W.T mengabulkan doa Anda saat itu juga (segera), ditunda entah kapan diberinya tapi pasti diberi, atau diganti dengan yang lebih baik.
Maka dari itu, langkah pertama menghadapi ujian seperti ini adalah tetap bersabar. Dalam berbagai ayat di Al Quran pun Allah S.W.T menekankan kalau Dia bersama orang-orang yang sabar.
Sebagai zat yang maha tahu, tentunya Allah S.W.T tahu apa yang terbaik untuk hambanya, yang tidak diketahui oleh hamba itu sendiri. Bisa jadi hamba tersebut menyukai sesuatu namun sesuatu tersebut tidak baik untuknya, sebaliknya bisa jadi dia membenci sesuatu namun sesuatu tersebut justru akan mendatangkan kenikmatan untuknya.
2. Tawakal
Tawakal atau pasrah bukan berarti hanya menerima suatu ujian dengan tanpa berusaha untuk menyelesaikannya ya. Menurut Profesor Quraish Shihab, tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah S.W.T setelah manusia melakukan usaha sesuai batas kemampuannya (Republika).
Kiranya perlu disadari juga bahwasanya tidak semua hal dapat diusahakan dan dikontrol oleh manusia. Manusia hanya bisa mengontrol dirinya sendiri dan apa yang harus dilakukannya.
Pada pandemi covid19 misalnya. Adanya pandemi merupakan suatu hal yang di luar kendali manusia. Adapun yang bisa dilakukan oleh manusia yang bisnisnya sepi karena pandemi, contohnya adalah mulai membuka toko online atau memulai bisnis lain yang sekiranya lebih menguntungkan.
Dalam surat At Talaq, Allah S.W.T berfirman:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
3. Tidak Menggunakan Hal-Hal Berbau Syirik
Salah satu ujian yang seringkali menghampiri usaha yang sedang sepi adalah menggunakan hal-hal berbau syirik, seperti pesugihan, penglaris ke dukun dan lain sebagainya. Dalam agama Islam hal-hal seperti ini dilarang karena menjurus ke syirik atau menyekutukan Allah S.W.T.
Selain itu, umumnya biaya untuk “menyewa” jasa dukun untuk melakukan hal-hal ini juga mahal dan belum tentu berhasil. Kalaupun berhasil, rizki yang diperoleh dengan cara seperti ini tidak berkah dan berpotensi mendatangkan kemudharatan kedepannya. Kemudharatan tersebut, seperti akhlaq anak Anda yang kurang baik, atau istri Anda yang uring-uringan terus, atau uang yang sering cepat habis, dan lain sebagainya.
4. Mendekatkan Diri Kepada Allah S.W.T
Alih-alih menggunakan hal-hal berbau syirik di atas, sebaiknya Anda lebih mendekatkan diri kepada Allah S.W.T dengan cara memperbanyak doa, ibadah dan sedekah. Tidak hanya berkah dan gratis karena bisa dilakukan sendiri, Anda juga berpeluang untuk mendapatkan pahala dan doanya dikabulkan.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa beberapa amalan yang dapat dipraktekkan untuk memperlancar rizki antara lain dengan melakukan sholat dhuha dan membaca surat al Waqiah. Adapun menurut Nu Online, doa yang dapat dibaca untuk memperlancar rizki dan mengatasi kerugian adalah:
عَسَى رَبُّنَا أَنْ يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِنْهَا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا رَاغِبُونَ
Artinya: “Semoga Tuhan memberikan ganti untuk kami dengan yang lebih baik dari yang ini. Sungguh kami mengharapkan (ampunan) kepada Tuhan kami,” (Surat Al-Qalam ayat 32).
5. Tidak Menyerah
Dalam berbagai ayat dalam Al Qur’an Allah S.W.T meyakinkan hambanya bahwa Allah S.W.T tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya kecuali sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu, sebaiknya hamba tersebut tidak menyerah.
Contoh beberapa ayat yang mengandung makna tidak menyerah dan tetap berpikir positif antara lain:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 1-8).
6. Tetap Berusaha
Tuhan tidak akan merubah nasib hambanya kecuali hamba tersebut mau bergerak untuk mengubah nasibnya sendiri. Maka dari itu, ketika Anda mengalami kerugian, atau bisnis sedang sepi, Anda dianjurkan untuk tetap berusaha entah itu dengan merumuskan strategi pemasaran yang baru, hingga memulai bisnis dari 0.
Meskipun menyarankan untuk tidak menyerah dan tetap berusaha, namun perlu diingat bahwasanya agama Islam tidak melarang untuk rehat sejenak saat bisnis sedang sepi. Istirahat tidak berarti Anda menyerah. Istirahat bisa jadi merupakan hal yang Anda perlukan untuk bisa berpikir jernih mengenai strategi apa yang bisa Anda lakukan selanjutnya.
Membangun kembali niat dan kepercayaan diri merupakan salah satu faktor penyumbang keberhasilan usaha.
7. Menyambung Tali Silaturahmi
Cara lain untuk mengatasi usaha sepi menurut Islam (tapi kali ini dari hadits) adalah dengan menyambung tali silaturahmi atau dalam bahasa kerennya “networking”. Rasulullah S.A.W pernah bersabda dalam suatu hadits sahih yang berbunyi:
عَن ابْن شهاب أَخْبَرَنٍيْ أَنَس بْن مَالِك أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ – رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Diriwayatkan dari Ibnu Syihab (dimana) telah menginformasikan padaku Anas bin Malik ra., bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya. (HR. Bukhari)
Bagaimana tali silaturahmi dapat mengatasi usaha sepi? Misalnya, dengan menjalin hubungan baik dengan tetangga atau sanak saudara, mereka tidak segan datang ke toko Anda ketika toko tersebut sedang sepi, atau mengutamakan untuk membeli di toko Anda dibandingkan dengan toko lainnya karena Anda saudaranya, dan lain sebagainya.
Nah, itu tadi beberapa cara untuk mengatasi usaha sepi menurut Islam dan al Quran yang bisa Anda terapkan. Sekali lagi, cara tersebut di atas bisa jadi tidak berdampak langsung kepada bisnis Anda. Dampaknya bisa saja terjadi esok hari, beberapa tahun kedepan atau bisa juga hari ini tapi dengan cara yang tidak terduga ( وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ).
Contohnya, Anda tetap menjalin komunikasi dengan seorang teman lama. Ketika toko Anda sepi dan Anda pusing memikirkan solusinya, bisa jadi teman lama tersebut entah datang dari mana membeli banyak barang dagangan Anda. Meskipun terasa mustahil, namun percayalah tidak ada yang mustahil untuk Allah S.W.T.