Usaha perabotan rumah tangga merupakan salah satu bisnis yang banyak diminati saat ini. Pasalnya, barang-barang rumah tangga, seperti sapu, tikar, karpet dan lain sebagainya banyak dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga memiliki aliran kas (cash flow) yang cepat.
Meskipun laba per barang yang diambil kecil, arus kas yang cepat ini bisa membuat total keuntungan yang diperoleh pedagang cukup besar. Maka dari itu, tidak heran jika bisnis ini diminati oleh banyak orang.
Namun demikian, bukan berarti usaha jual beli perabotan rumah tangga tidak memiliki kekurangan. Berikut ini beberapa kekurangan atau risiko jual beli peralatan rumah tangga dan cara mengatasinya:
1. Risiko Sepi Pelanggan
Sama seperti usaha lainnya, bisnis perabotan rumah tangga juga tidak jarang sepi pelanggan. Pada tingkat tertentu, risiko ini merupakan hal yang wajar untuk sebuah bisnis. Akan tetapi apabila toko Anda terus menerus sepi dalam jangka waktu lama, Anda harus mulai mempertanyakan sebabnya.
Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi risiko ini.
Pertama, Anda sebaiknya membuka toko di daerah padat penduduk, khususnya pendatang karena mereka seringkali membutuhkan barang baru.
Kedua, membuka toko online dan pemesanan secara online untuk menjangkau konsumen dari luar daerah. Gunakan juga pemasaran melalui Instagram atau sosial media lain untuk meningkatkan jangkauan pemasaran.
Ketiga, Anda bisa menjual barang sebagai paket (bundling), tentunya dengan harga yang berbeda.
Anda juga bisa memastikan tata letak toko Anda cukup rapi dan memiliki pencahayaan yang bagus. Tujuannya adalah supaya konsumen tertarik untuk mampir ke toko tersebut.
2. Risiko Penurunan Kualitas Barang
Kualitas barang merupakan hal pokok yang harus dijaga oleh pedagang toko peralatan rumah tangga. Sebab, tentunya pelanggan tidak ingin membeli barang dengan kualitas buruk atau kotor dan barang yang kotor bisa rusak dengan lebih mudah.
Untuk mengatasi hal ini, pastikan Anda membersihkan barang dagangan Anda secara rutin. Selain itu, lakukan stock opname secara rutin supaya tidak ada barang berkualitas buruk yang tertinggal di etalase dan data mengenai barang berkualitas buruk tersebut masuk ke dalam data keuangan Anda.
Apabila supplier barang dagangan Anda memiliki sistem retur, adanya stock opname ini juga membantu Anda untuk mengetahui barang apa saja yang bisa dikembalikan kepada supplier, sehingga jumlah kerugian yang Anda tanggung dapat berkurang.
Selain itu, sebaiknya Anda juga menyediakan fasilitas retur kepada pelanggan, sehingga mereka dapat mengembalikan barang jika barang tersebut berkualitas buruk. Adanya fasilitas retur ini dapat membuat toko Anda memiliki citra yang baik di mata pelanggan.
3. Risiko Keuangan
Pengusaha perabotan rumah tangga juga memiliki risiko keuangan. Risiko keuangan ini timbul karena adanya barang yang tidak laku, sehingga masuk ke dalam kategori sunk cost. Hal ini karena barang yang tidak laku tidak akan menghadirkan keuntungan bagi pengusaha tersebut meskipun dia sudah mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya.
Risiko keuangan ini akan semakin parah apabila modal pembukaan toko tersebut berasal dari dana pinjaman. Pasalnya, dana pinjaman harus dikembalikan beserta bunganya, sehingga akan membebani keuangan usaha di masa depan.
Masalah ini bisa diatasi dengan beberapa cara, yaitu:
- Memilih barang yang benar-benar dibutuhkan konsumen.
- Membangun bisnis dari modal sendiri meskipun jumlahnya kecil.
- Menggunakan aplikasi pembukuan dan aplikasi POS untuk mencatat barang keluar masuk dengan detail.
- Menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan untuk membayar utang setiap bulannya.
4. Risiko Persaingan
Usaha perabotan rumah tangga adalah salah satu bisnis yang memiliki tingkat persaingan tinggi. Pasalnya, peralatan rumah tangga banyak dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat, sehingga potensi keuntungannya besar.
Langkah pertama untuk memenangkan persaingan ini adalah dengan mendefinisikan target konsumen bisnis Anda. Apabila target konsumen Anda adalah kalangan menengah atas, maka Anda bisa menonjolkan perabotan-perabotan rumah tangga bermerek.
Adapun jika target konsumen bisnis Anda adalah masyarakat dari kalangan menengah ke bawah, maka Anda harus melakukan strategi lainnya. Sebab, kalangan konsumen jenis ini biasanya lebih rentan terhadap kenaikan harga.
Untuk mengatasi hal ini, pastikan Anda tahu terlebih dahulu siapa pesaing bisnis Anda dan strategi apa yang dilakukannya. Dengan mengetahui strategi bisnis pesaing tersebut, Anda bisa menemukan celah yang bisa dimanfaatkan untuk membuat toko Anda lebih menonjol dibandingkan toko perabotan yang lain.
5. Risiko Lain
Selain hal-hal di atas, pengusaha perabotan rumah tangga juga terpapar risiko bisnis yang sifatnya tidak terduga, seperti pencurian, kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya. Meskipun sifatnya tidak terduga, namun alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko-risiko tersebut.
Ada banyak cara untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai risiko di atas. Pertama, Anda bisa mengasuransikan toko Anda, sehingga ketika terjadi bencana, sebagian kerugian akan ditanggung oleh pihak asuransi. Kedua, Anda bisa menyiapkan CCTV di berbagai sudut strategis toko untuk mencegah pencurian. Ketiga, Anda bisa menyiapkan fire extinguisher untuk berjaga-jaga jika ada kebakaran.
Adanya kekurangan dalam sebuah bisnis tidak seharusnya ditanggapi sebagai hal yang mendorong Anda untuk tidak melakukan bisnis tersebut. Pebisnis sejati akan menganggap kekurangan dan risiko tersebut sebagai tantangan yang harus diselesaikan.