Revenue: Pengertian, Cara Menghitung dan Tips Meningkatkannya

menghitung uang

Revenue adalah salah satu komponen penting dalam laporan keuangan yang harus dipahami oleh seorang pebisnis. Revenue berbeda dengan profit. Meskipun demikian, sedikit banyaknya revenue juga bisa mempengaruhi besar kecilnya profit. Lantas, apakah yang dimaksud dengan revenue? Simak selengkapnya berikut ini:

Pengertian Revenue

Revenue adalah istilah yang diambil dari Bahasa Inggris revenues artinya sejumlah pendapatan yang diperoleh dari sumber tertentu (Merriam-Webster Dictionary). Dalam teori ekonomi, yang disebut dengan total revenue adalah harga sebuah barang dan jasa dikali jumlah permintaannya. 

Dalam kaidah akuntansi, revenue seringkali juga disebut dengan pendapatan kotor. Hal ini karena nilai variabel ini diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa serta belum dikurangi biaya operasional, pajak maupun biaya lainnya. 

Perbedaan Revenue, Income dan Profit

Ada banyak istilah dalam Bahasa Inggris yang seringkali digunakan dalam bisnis, tiga diantaranya adalah revenue, income dan profit. Meskipun sinonim, namun ketiga kata ini tidak bisa sepenuhnya digunakan untuk menggantikan satu sama lain. 

Seperti yang telah disebutkan di atas, revenue adalah total pendapatan kotor atau total penjualan. Income, di sisi lain, bisa juga diartikan sebagai pendapatan tapi setelah pendapatan tersebut dikurangi dengan cost of revenue (Indeed). Sedangkan profit adalah pendapatan dikurangi dengan biaya operasional saja. 

Cost of revenue adalah semua biaya yang dibutuhkan secara langsung untuk memproduksi, mendistribusikan dan memasarkan sebuah produk. Cost of revenue berbeda dengan cost of good sold (COGS) atau harga pokok penjualan (HPP) karena pada HPP, biaya distribusi dan pemasaran belum dihitung. 

Cara Menghitung Revenue

menghitung uang

Untuk lebih memahaminya, mari lihat contoh sebagai berikut:

Sebuah perusahaan manufaktur A memproduksi merchandise yang dijual di pasaran dengan harga Rp15.000 per buah. Dalam satu bulan, perusahaan tersebut bisa menjual lebih dari 1.000 merch. Jika total harga pokok penjualan produk tersebut adalah Rp13.500 per biji dan biaya pemasaran per unit sebesar Rp300 per biji, maka berapakah jumlah revenue, income dan profit perusahaan tersebut adalah:

  • Total revenue = P x Q = 15.000 x 1.000 = Rp15.000.000.
  • Harga Pokok Penjualan per Unit = C1 x Q = 13.500 x 1.000 =Rp13.500.000
  • Total biaya pemasaran = C2 x Q = 300 x 1.000 = 300.000
  • Profit = Total revenue – Total biaya operasional = Rp15.000.000 – Rp13.500.000 = Rp1.500.000
  • Income = Total revenue – (HPP + Total biaya pemasaran) = Rp15.000.000 – (Rp13.500.000 + 300.000) = 1.200.000

Meskipun fluktuatif, namun total revenue pasti selalu di atas income maupun profit. Revenue sebuah perusahaan bisa saja turun namun profit dan income nya naik karena adanya efisiensi biaya. Sebaliknya jika revenue naik tapi profit dan income sebuah perusahaan turun, maka bisa jadi perusahaan tersebut perlu melakukan efisiensi biaya.

Selain ketiga istilah tersebut, Anda pasti juga pernah mendengar istilah sales dan omzet. Sales dan omzet kurang lebih sama dengan revenue yaitu hasil kali antara harga jual dan jumlah barang yang diminta. Bedanya adalah seringkali revenue bersifat lebih umum atau tidak hanya mencakup penjualan produk saja, melainkan juga mencakup pendapatan sewa (rent) pendapatan bunga (interest) dan lain-lain. 

Tips Meningkatkan Revenue

Nah, jika Anda masih bingung tentang bagaimana cara meningkatkan revenue, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan revenue berdasarkan tujuannya. 

1. Meningkatkan jumlah pelanggan

Peningkatan jumlah pelanggan dapat meningkatkan jumlah permintaan barang (Q), sehingga revenue pun meningkat. Maka dari itu, penting bagi sebuah perusahaan, khususnya yang baru berdiri, untuk meningkatkan jumlah pelanggan mereka. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggan (customer acquisition) ini, misalnya:

a. Memberikan diskon

Pastikan diskon disusun dengan hati-hati, supaya penurunan harga jual bisa berakibat pada peningkatan jumlah permintaan. Diskon yang tidak diberikan dengan hati-hati bisa jadi akan menambah jumlah pelanggan, namun juga akan meningkatkan cost of revenue. Akibatnya, ketika diskon tersebut dicabut, pelanggan tidak akan lagi menggunakan produk atau jasa perusahaan Anda. 

b. Meningkatkan brand awareness

Brand awareness baik online maupun offline penting untuk membuat perusahaan Anda bisa dikenal oleh publik. Sederhananya, konsumen tentu akan membeli produk barang dan jasa dari perusahaan yang mereka kenal memiliki kualitas baik. 

c. Memperluas kanal penjualan

Perluasan kanal penjualan adalah hal penting yang mampu membantu meningkatkan jumlah pelanggan dan revenue. Ada banyak cara untuk memperluas kanal penjualan perusahaan Anda. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem keagenan baik itu reseller maupun dropshipper.

Dengan sistem keagenan seperti ini, perusahaan Anda bisa menjangkau pelanggan dari daerah yang sebelumnya tidak terjangkau. Lebih dari itu, keagenan dengan sistem reseller maupun dropshipper relatif lebih murah dibandingkan dengan sistem keagenan tradisional, sebab Anda tidak perlu merekrut karyawan, memberikan gaji pokok, dan membangun gudang. 

Hal yang perlu Anda lakukan adalah memastikan penjualan di agen terkait berjalan dengan lancar. Anda bisa melakukan hal ini dengan menggunakan ShopKey Direct Channel. Dengan ShopKey Direct Channel, reseller dan dropshipper bisa memasarkan barang secara mudah menggunakan link toko mereka masing-masing. Meskipun demikian, perusahaan Anda sebagai supplier, tetap bisa mengontrol jumlah dan daftar penjualan dari setiap agen

2. Meningkatkan customer retention

Untuk mendapatkan pelanggan baru (customer acquisition), seringkali perusahaan harus mengeluarkan biaya besar. Solusinya adalah dengan meningkatkan revenue melalui jalur peningkatan customer retention atau pelanggan lama yang terus melakukan pesanan berulang. Bahkan menurut penelitian, biaya untuk mempertahankan pelanggan lama lebih murah 5 kali lipat dibandingkan dengan mencari pelanggan baru.

Berikut ini beberapa contoh strategi yang bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan customer retention:

a. Membuat skema membership 

Dengan menjadi anggota pelanggan tetap perusahaan Anda, seorang pelanggan bisa mendapatkan poin yang apabila dikumpulkan akan membuatnya bisa mendapatkan fasilitas khusus, seperti diskon. 

b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan

Untuk membuat pelanggan Anda benar-benar loyal kepada perusahaan, Anda harus meningkatkan kualitas produk dan layanan. Sederhananya, Apple tentu tidak akan memiliki basis konsumen yang kuat apabila brand smartphone yang satu ini tidak terus melakukan inovasi produk. 

3. Meningkatkan nominal belanja pelanggan

Jumlah pelanggan bukan satu-satunya faktor yang mendorong nilai permintaan barang (Q) pada persamaan total revenue di atas. Nilai Q juga bisa ditingkatkan dengan mendorong setiap pelanggan untuk belanja lebih banyak. 

Misalnya, perusahaan Anda memiliki basis pelanggan loyal sebanyak 100 orang dengan rata-rata pembelian setiap bulannya Rp300.000. Ini artinya, Anda akan mendapatkan revenue senilai Rp30.000.000 per bulan dari pelanggan tersebut. 

Alih-alih meningkatkan jumlah pelanggan dari 100 ke 101 dan seterusnya tapi dengan nilai belanja yang sama, Anda bisa membuat 100 pelanggan belanja lebih banyak, misalnya dari Rp300.000 menjadi Rp330.000 per bulan. Dengan meningkatkan 10% rata-rata pembelian saja, pendapatan Anda akan naik menjadi Rp33.000.000 dari 100 pelanggan tersebut. 

Lalu, bagaimana cara meningkatkan nominal belanja pelanggan ini? Berikut ini beberapa contoh strateginya:

a. Membuat paket bundling

Misalnya, untuk membeli sepasang pakaian suami istri, pembeli harus mengeluarkan uang Rp500.000. Namun, jika pakaian untuk suami dan istri tersebut dijual terpisah, maka masing-masing pakaian dijual dengan harga Rp300.000 atau total Rp600.000. 

b. Mendorong pelanggan untuk melakukan impulsive buying

Misalnya, dengan menaruh barang-barang tertentu, seperti coklat, kinder joy, lollipop, dan sebagainya di rak depan kasir. 

Revenue adalah salah satu indikator keuangan penting, namun variabel ini bukan satu-satunya indikator kesehatan keuangan perusahaan. Pelajari indikator lainnya, seperti profit, sales, dan biaya-biaya dengan terus up to date artikel dari ShopKey.

Related Articles

Upgrade informasi bisnis kamu dengan ShopKey

logo light

Sopo Del, Dangsina lobby, Tower B, #2019 20nd Floor, Jl. Mega Kuningan Barat III, Lot 10. 1-6 Kawasan Mega Kuningan,Jakarta Selatan Jakarta – 12950

02186655231

OUR SERVICES

Subscribe

Join our email list to receive insights & stories from business owners, new product information, and more.

2020 © PT Gamechange Indonesia