cta up

Apa Sih Yang Membuat Social Media Commerce Menarik?

Aplikasi chat commerce shopkey membuat kegiatan jualan online lebih mudah

Laporan riset e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Bain, dan Temasek menyimpulkan bahwa Indonesia adalah pasar e-Commerce terbesar di seluruh Asia Tenggara, dengan potensi pertumbuhan ekonomi digital secara masif (halaman 32). Selain itu, negara kepulauan ini mempunyai jumlah adopsi penggunaan e-Commerce tertinggi selama masa pandemi.

Tren pertumbuhan e-Commerce ini diyakini akan terus berlangsung, bahkan setelah pandemi sekalipun (halaman 39). Belum lagi, pertumbuhan secara paralel terlihat dari naiknya jumlah penjual online untuk memenuhi naiknya kebutuhan pelanggan (halaman 41). Nilai dari pasar e-Commerce di Indonesia diprediksi bisa mencapai USD 83 miliar di tahun 2025, tidak jauh lagi dari masa kini.

Jika berbicara mengenai pertumbuhan e-Commerce di Indonesia, salah satu hal pertama yang terlintas di pikiran Anda adalah beberapa merek layanan belanja online ternama yang sudah meraup keuntungan milyaran dolar setiap tahunnya. Diyakini, para pelanggan bisa menemukan barang apapun yang mereka inginkan di Tokopedia, Lazada, Shopee, Expedia, Grab, Gojek, dan banyak aplikasi serupa.

Sehingga, tidak mengherankan jika beberapa perusahaan di atas adalah kontributor utama yang memacu pertumbuhan total pendapatan e-Commerce di Indonesia. Berangkat dari tampilan produk yang menarik serta efektif, logistik yang terintegrasi, fitur pembayaran yang berfungsi, akan menarik siapapun yang ingin berjualan online, untuk membuat toko di salah satu aplikasi e-Commerce tersebut.

Belum lagi, testimonial mengenai proses pencarian yang instan, hingga kelancaran bertransaksi membuat para penjual online yakin bahwa salah satu aplikasi e-Commerce di atas jadi tempat terbaik untuk mendapatkan pelanggan. Meskipun asumsi ini tidak sepenuhnya salah, banyak juga penjual online yang tidak merasakan keuntungan yang mereka inginkan.

Bahkan, sebagian besar penjual online yang awalnya berpikir beberapa situs e-Commerce ternama ini bisa membuat mereka semakin populer di antara para pelanggan, tidak merasakan keuntungan tersebut setelah membuat toko di salah satu situs tersebut. Mereka yang tidak berhasil merasakan keuntungan dari platform e-Commerce ini pada umumnya adalah penjual online yang baru saja bergabung beberapa waktu belakangan ini.

Namun, sebelum membahas lebih dalam lagi, beberapa produk yang paling dicari secara online oleh pelanggan di Indonesia meliputi pakaian, elektronik, mainan, aksesoris hobi, perabotan, hingga dekorasi rumah. Sehingga, tidak mengejutkan jika banyak penjual online bersaing untuk menjual barang-barang serupa dari semua kategori di atas.

Melihat ketatnya persaingan antara penjual dalam skenario di atas, tentunya Anda bisa menyimpulkan bahwa siapa yang paling kuat, dia yang akan bertahan dalam kompetisi antar penjual online ini. Karena pada kenyataannya, banyak penjual online seakan ‘tersembunyi’ dalam hasil pencarian di setiap platform tersebut karena berbagai faktor, seperti tingkat permintaan atas produk yang dijual, seberapa unik produk mereka, dan seringkali, tingkat berlangganan mereka di platform tersebut menjadi faktor penentu.

Jadi, alternatif apa yang bisa dilakukan oleh para penjual online yang merasa tidak menemukan keuntungan di situs-situs e-Commerce marketplace? Kebanyakan, di antara mereka mencari pelanggan di sosial media, sebagai tempat yang paling sering dikunjungi oleh orang di internet. Menurut sebuah survei Hootsuite di tahun 2021, YouTube, WhatsApp, Instagram, hingga Facebook menempati ranking teratas sebagai platform sosial media yang paling sering digunakan para penduduk dunia.

Marketing berbentuk visual selalu menjadi jurus kunci banyak perusahaan, dengan format yang beragam. Mulai dari Reels, Filters, Audios, hingga tren tantangan sosial media pun dicoba oleh banyak pemilik usaha. Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan konten yang menarik di seluruh halaman atau profil mereka, sambil menjangkau para pelanggan mereka secara individu melalui fitur pesan pribadi di berbagai sosial media.

Meskipun berjualan online di platform e-Commerce ternama berhasil bagi beberapa orang, Social Media Commerce (SMC) membuka berbagai jalur alternatif bagi para penjual online untuk menjemput bola dengan mencari pelanggan, dibanding menunggu calon pelanggan untuk mencari barang yang mereka inginkan.

Di sini konsep show and tell sangat bermanfaat untuk mendorong keinginan impulsif para calon pelanggan untuk membeli sebuah barang. Selain itu, di dalam praktik SMC juga ada elemen hiburan yang seringkali muncul tanpa disengaja.

Berbagai kreator konten sosial media seperti para penjual barang-barang hobi atau home-preneurs awalnya masuk ke dalam SMC hanya sebagai kegiatan mengisi waktu luang, namun tanpa disangka, antusiasme dari para pengikut mereka di sosial media mendorong mereka bukan hanya menambah likes, follow, ataupun subscribers, tetapi membuka peluang yang menguntungkan untuk berjualan barang-barang kreasi mereka, akhirnya terbentuk juga para penjual dadakan yang masuk ke dunia SMC dengan impulsif.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan rasa bersaing manusia yang tidak mau ketinggalan, atau FOMO. Namun, ketika ketenaran di sosial media juga bisa mendatangkan keuntungan materi dari penjualan barang, fenomena impulsif ini dampaknya menarik juga, kan? Di ShopKey, kami selalu ingin memberi dukungan pada berbagai jenis sifat impulsif yang bisa meningkatkan performa bisnis secara positif. Tentunya, kami masih akan berbagi cerita lainnya tentang SMC dan bagaimana peran ShopKey dalam mendukung para penjual online. Sampai jumpa di artikel berikutnya.

Related Articles

Upgrade informasi bisnis kamu dengan ShopKey

logo light

Sopo Del, Dangsina lobby, Tower B, #2019 20nd Floor, Jl. Mega Kuningan Barat III, Lot 10. 1-6 Kawasan Mega Kuningan,Jakarta Selatan Jakarta – 12950

02186655231

OUR SERVICES

Subscribe

Join our email list to receive insights & stories from business owners, new product information, and more.

2020 © PT Gamechange Indonesia